BIAKAN
Sifat
biakan merupakan hal terpenting dalam isolasi dan identifikasi campylobacter jejuni. Diperlukan pembiakan
selektif dan pengeraman harus di lakukan dalam tekanan udara dengan O2
yang lebih rendah (sekitar 5% O2 ) dan lebih banyak CO2 (10%). Cara mudah untuk mendapatkan lingkungan
biakan yang baik adalah dengan menempatkan media biakan anaerob tanpa katalis,
dan memberi gas dan pembangkit gas biakan pertama haruds dilakukan pada suhu
42-43oC meskipun campylobacter
jejuni bsa tumbuh baik pada suhu 36-37oC, biakan pada suhu 42oC
akan menghambat pertumbuhan banyak bakteri lainnya, sehingga akan memudahkan
identifikasi bakteri campylobacter
jejuni. Beberapa biakan selektif yang banyak digunakan adalah biakan
Skirrow dan trimotoprin. Kedua biakan tersebut yang digunakan untuk isolasi Campylobacter Jejuni 42oC.
koloni yang terbentuk cenderung tidak berwarna atau abu-abu. Koloni ini berair,
bulat dan konveks, kedua tipe koloni dapat muncul pada sebuah media agar.
SIFAT-SIFAT BIAKAN
Campylobacter Jejuni bersifat pathogen terhadap manusia yaitu
oksidase dan katalase positif. Campylobacter Jejuni tidak mengoksidasi
karbohidrat. Sediaan apus yang diwarnai dengan gram diwarnai dengan gram
menunjukan morfologi yang khas.
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
Infeksi Campylobater Jejuni yang terjadi pada mulut
berasal dari makanan (misalnya susu yang tidak dipasteurisasi), minuman (air
terkontaminasi), kontak dengan hewan yang terinfeksi ( seperti unggas, anjing,
kucing, domba, babi), atau dedngan feses hewan melalui makanan yang
terkontaminasi seperti daging ayam yang belum dimasak dengan baik.
Kadang-kadang infeksi
dapat menyebar melalui kontak langsung person to person
atau hewan yang terinfeksi atau
ekskretanya serta aktivitas seksual anal-genital-oral
sebagai transmisi.
Campylobacter jejuni peka terhadap asam lambung; perlu
memakan 104 organisme
untuk dapat menyebabkan infeksi. Jumlah ini sesuai dengan
jumlah yang diperlukan pada
infeksi Salmonella dan Shigella, tetapi lebih sedikit
daripada yang diperlukan untuk infeksi
Vibrio. Campylobacter jejuni berkembang biak di usus
kecil, menginvasi epitel, menyebabkan
radang yang mengakibatkan munculnya sel darah merah dan
darah putih pada tinja. Kadangkadang
C.jejuni masuk ke dalam aliran darah sehingga timbul
gambaran klinik demam enterik.
Invasi jaringan yang terlokalisasi serta aktivitas toksin
menyebabkan timbulnya enteritis
(prevalensinya lebih tinggi). C.jejuni dapat menyebabkan
diare melalui invasi kedalam usus
halus dan usus besar.Ada 2 tipe toksin yang dihasilkan,
yaitu cytotoxin dan heat-labile
enterotoxin. Perubahan histopatologi yang terjadi mirip
dengan proses ulcerative colitis. C.
Gambaran Klinik
1. Gejala klinik berupa:
• keluhan abdominal seperti mulas, nyeri seperti kolik,
mual / kurang napsu makan,
muntah, demam, nyeri saat buang air besar (tenesmus),
kejang perut akut, lesu, sakit
kepala, demam antara 37,8-40°C, malaise, pembesaran hati
dan limpa, serta gejala dan
tanda dehidrasi
• kadang infeksi bisa menyerang katup jantung
(endokarditis) dan selaput otak dan
medulla spinalis (meningitis)
• penyakit enterik akut disertai invasi kepada usus halus
dan menyababkan nekrosis
berdarah
• diare hebat/ ekplosif disertai dengan adanya banyak
darah, lendir, lekosit PMN
(polimorfonuklear) dan kuman pada tinja bila diperiksa
secara mikroskopis
• dapat dikacaukan dengan radang usus buntu dan kolitus
ulseratif
• Jika tidak diobati , 20% penderita mengalami infeksi
berkepanjangan dan sering
Kambuh
Penanggulangan
1. Pencegahan
Campylobacter jejuni dapat dicegah dan di kendalikan,
dengan mengkonsumsi makanan
atau bahan pangan segar daripada makanan atau bahan
pangan yang telah diawetkan atau
dengan mengkonsumsi makanan yang telah diproses
dekontaminasi yang terkontrol dengan
baik seperti pasteurisasi, sterilisasi dan direbus,
contoh makanan yang aman yaitu susu yang
telah dipasteurisasi, roti, tepung, jam, madu, pikel, dan
manisan buah. Pencegahan yang lain
yaitu dengan menjaga kebersihan diri (mencuci tangan
dengan sabun, khususnya selama
mengolah makanan.) dan kebersihan lingkungan.
2. Pengobatan
Infeksi Campylobacteriosis pada manusia adalah infeksi
saluran pencernaan atau infeksi
darah yang disebabkan oleah bakteri Campylobacter jejuni
berdasarkan hasil diagnosis
pemeriksaan darah, tinja atau cairan tubuh lainnya.
Sebagian besar sembuh sendiri dalam 5-8
hari tanpa pengobatan antimikrobia, jika lebih berat akan
berlangsung lebih lama. Isolat
Campylobacter jejuni biasanya peka terhadap eritromisin,
siprofloksasin, serta tetrasiklin, dan
terapi ini memperpendek lamanya pengeluaran bakteri dalam
tinja,dengan prinsip memberikan
antimikroba yang sesuai. Campylobacter jejuni sensitif
terhadap eritromisin dan quinolon.
Maka dapat diberikan terapi antibiotik,yakni eritromisin
500 mg 2 kali sehari secara oral selama
5 hari cukup efektif serta didukung dengan diberikan
penggantian cairan dan elektrolit, serta
dapat juga diberikan Ciproflxacin sebagai antibiotik
kelas floroquinolones yang mampu
mencegah infeksi dari bakteri Campylobacter jejuni dan
membunuhnya.
Kesimpulan
Campylobacter jejuni merupakan kuman batang Gram-
negative, berbentuk koma,
Spiral, gastroenteritis atau “sayap burung camar”.
Campylobacter jejuni tumbuh baik pada suhu
36-37oC, pengeraman pada suhu 42oC akan menghambat
pertumbuhan banyak bakteri lainnya
yang ada difeses. Campylobacter jejuni dapat berkembang
biak di usus kecil, menginvasi epitel,
menyebabkan radang yang mengakibatkan munculnya sel darah
merah dan darah putih pada
tinja. Dengan mengkonsumsi makanan yang telah diproses
dekontaminasi yang terkontrol
dengan higiene seperti pasteurisasi, sterilisasi dan
direbus serta dengan menjaga kebersihan
diri, kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik merupakan
pencegahan untuk penularan
diare infeksi bakteri. Campylobacter jejuni dapat diobati
dengan diberikan terapi
antibiotik,yakni eritromisin secara oral serta didukung
dengan diberikan penggantian cairan
dan elektrolit, dan dapat juga diberikan Ciproflxacin
yang mampu mencegah infeksi dari
bakteri Campylobacter jejuni dan membunuhnya
Komentar
Posting Komentar