HABIS MANIS SEPAH DIBUANG???

Gambar
 HABIS MANIS SEPAH DIBUANG?? JANGAN MASIH ADA NILAI RENEWABLE !!!        Usaha kuliner yang makin berkembang pesat membutuhkan energi alternativ yang ramah lingkungan dan bertemperatur tinggi. Indonesia sebagai penghasil kelapa terbesar di dunia mempunyai potensi untuk pengembangan biobriket.  Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah.  Tahapan dalam pembakaran bahan bakar padat adalah sebagai berikut:  Pengeringan. Dalam proses ini bahan bakar mengalami proses kenaikan temperatur yang akati mengakibatkan menguapnya kadar air yang berada pada permukaan bahan bakar tersebut, sedangkan untuk kadar air yang berada didalam akan menguap melalui poripori bahan bakar tersebut.   Devolatilisasi. Yaitu proses bahan bakar mulai mengalami dekomposisi setelah terjadi pengeringan. Pembakaran Arang. Sisa dari pirolisis adalah arang (fix carbon) dan sedikit abu, kemudia...

BIAKAN BAKTERI

 BIAKAN
Sifat biakan merupakan hal terpenting dalam isolasi dan identifikasi campylobacter jejuni. Diperlukan pembiakan selektif dan pengeraman harus di lakukan dalam tekanan udara dengan O2 yang lebih rendah (sekitar 5% O2 ) dan lebih banyak CO2  (10%). Cara mudah untuk mendapatkan lingkungan biakan yang baik adalah dengan menempatkan media biakan anaerob tanpa katalis, dan memberi gas dan pembangkit gas biakan pertama haruds dilakukan pada suhu 42-43oC meskipun campylobacter jejuni bsa tumbuh baik pada suhu 36-37oC, biakan pada suhu 42oC akan menghambat pertumbuhan banyak bakteri lainnya, sehingga akan memudahkan identifikasi bakteri campylobacter jejuni. Beberapa biakan selektif yang banyak digunakan adalah biakan Skirrow dan trimotoprin. Kedua biakan tersebut yang digunakan untuk isolasi Campylobacter Jejuni 42oC. koloni yang terbentuk cenderung tidak berwarna atau abu-abu. Koloni ini berair, bulat dan konveks, kedua tipe koloni dapat muncul pada sebuah media agar.
SIFAT-SIFAT BIAKAN
Campylobacter Jejuni bersifat pathogen terhadap manusia yaitu oksidase dan katalase positif. Campylobacter Jejuni tidak mengoksidasi karbohidrat. Sediaan apus yang diwarnai dengan gram diwarnai dengan gram menunjukan morfologi yang khas.
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
Infeksi Campylobater Jejuni yang terjadi pada mulut berasal dari makanan (misalnya susu yang tidak dipasteurisasi), minuman (air terkontaminasi), kontak dengan hewan yang terinfeksi ( seperti unggas, anjing, kucing, domba, babi), atau dedngan feses hewan melalui makanan yang terkontaminasi seperti daging ayam yang belum dimasak dengan baik. Kadang-kadang infeksi
dapat menyebar melalui kontak langsung person to person atau hewan yang terinfeksi atau
ekskretanya serta aktivitas seksual anal-genital-oral sebagai transmisi.
Campylobacter jejuni peka terhadap asam lambung; perlu memakan 104 organisme
untuk dapat menyebabkan infeksi. Jumlah ini sesuai dengan jumlah yang diperlukan pada
infeksi Salmonella dan Shigella, tetapi lebih sedikit daripada yang diperlukan untuk infeksi
Vibrio. Campylobacter jejuni berkembang biak di usus kecil, menginvasi epitel, menyebabkan
radang yang mengakibatkan munculnya sel darah merah dan darah putih pada tinja. Kadangkadang
C.jejuni masuk ke dalam aliran darah sehingga timbul gambaran klinik demam enterik.
Invasi jaringan yang terlokalisasi serta aktivitas toksin menyebabkan timbulnya enteritis
(prevalensinya lebih tinggi). C.jejuni dapat menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus
halus dan usus besar.Ada 2 tipe toksin yang dihasilkan, yaitu cytotoxin dan heat-labile
enterotoxin. Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis. C.

Gambaran Klinik

1. Gejala klinik berupa:
• keluhan abdominal seperti mulas, nyeri seperti kolik, mual / kurang napsu makan,
muntah, demam, nyeri saat buang air besar (tenesmus), kejang perut akut, lesu, sakit
kepala, demam antara 37,8-40°C, malaise, pembesaran hati dan limpa, serta gejala dan
tanda dehidrasi
• kadang infeksi bisa menyerang katup jantung (endokarditis) dan selaput otak dan
medulla spinalis (meningitis)
• penyakit enterik akut disertai invasi kepada usus halus dan menyababkan nekrosis
berdarah
• diare hebat/ ekplosif disertai dengan adanya banyak darah, lendir, lekosit PMN
(polimorfonuklear) dan kuman pada tinja bila diperiksa secara mikroskopis
• dapat dikacaukan dengan radang usus buntu dan kolitus ulseratif
• Jika tidak diobati , 20% penderita mengalami infeksi berkepanjangan dan sering
Kambuh

Penanggulangan

1. Pencegahan
Campylobacter jejuni dapat dicegah dan di kendalikan, dengan mengkonsumsi makanan
atau bahan pangan segar daripada makanan atau bahan pangan yang telah diawetkan atau
dengan mengkonsumsi makanan yang telah diproses dekontaminasi yang terkontrol dengan
baik seperti pasteurisasi, sterilisasi dan direbus, contoh makanan yang aman yaitu susu yang
telah dipasteurisasi, roti, tepung, jam, madu, pikel, dan manisan buah. Pencegahan yang lain
yaitu dengan menjaga kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun, khususnya selama
mengolah makanan.) dan kebersihan lingkungan.

2. Pengobatan
Infeksi Campylobacteriosis pada manusia adalah infeksi saluran pencernaan atau infeksi
darah yang disebabkan oleah bakteri Campylobacter jejuni berdasarkan hasil diagnosis
pemeriksaan darah, tinja atau cairan tubuh lainnya. Sebagian besar sembuh sendiri dalam 5-8
hari tanpa pengobatan antimikrobia, jika lebih berat akan berlangsung lebih lama. Isolat
Campylobacter jejuni biasanya peka terhadap eritromisin, siprofloksasin, serta tetrasiklin, dan
terapi ini memperpendek lamanya pengeluaran bakteri dalam tinja,dengan prinsip memberikan
antimikroba yang sesuai. Campylobacter jejuni sensitif terhadap eritromisin dan quinolon.
Maka dapat diberikan terapi antibiotik,yakni eritromisin 500 mg 2 kali sehari secara oral selama
5 hari cukup efektif serta didukung dengan diberikan penggantian cairan dan elektrolit, serta
dapat juga diberikan Ciproflxacin sebagai antibiotik kelas floroquinolones yang mampu
mencegah infeksi dari bakteri Campylobacter jejuni dan membunuhnya.

Kesimpulan

Campylobacter jejuni merupakan kuman batang Gram- negative, berbentuk koma,
Spiral, gastroenteritis atau “sayap burung camar”. Campylobacter jejuni tumbuh baik pada suhu
36-37oC, pengeraman pada suhu 42oC akan menghambat pertumbuhan banyak bakteri lainnya
yang ada difeses. Campylobacter jejuni dapat berkembang biak di usus kecil, menginvasi epitel,
menyebabkan radang yang mengakibatkan munculnya sel darah merah dan darah putih pada
tinja. Dengan mengkonsumsi makanan yang telah diproses dekontaminasi yang terkontrol
dengan higiene seperti pasteurisasi, sterilisasi dan direbus serta dengan menjaga kebersihan
diri, kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik merupakan pencegahan untuk penularan
diare infeksi bakteri. Campylobacter jejuni dapat diobati dengan diberikan terapi
antibiotik,yakni eritromisin secara oral serta didukung dengan diberikan penggantian cairan
dan elektrolit, dan dapat juga diberikan Ciproflxacin yang mampu mencegah infeksi dari

bakteri Campylobacter jejuni dan membunuhnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINGKASAN KITAB INJIL JOHANES

MATERI KULIAH : MANAJEMEN AGROINDUSTRI

RINGKASAN KITAB KISAH PARA RASUL